Perdagangan berjangka memiliki beberapa
perbedaan dibandingkan dengan bentuk perdagangan lain. Perbedaan-perbedaan
inilah yang justru menjadi daya tarik yang luar biasa akan perdagangan
berjangka. Anda akan mengenal istilah ‘two-way opportunity’ dan ‘leverage’,
yang tidak Anda dapatkan dalam bentuk perdagangan instrumen finansial pada
umumnya. Bahkan, di perdagangan saham pun akan sangat sulit Anda temukan.
Two-way opportunity
Harga selalu bergerak dinamis.
Menariknya, di perdagangan berjangka Anda bisa memanfaatkan dua arah pergerakan
harga: naik dan turun. Anda masih bisa mencari peluang keuntungan baik ketika
harga sedang bergerak naik maupun turun. Yang penting Anda harus mengambil
posisi (transaksi) yang searah dengan pergerakan harga. Dalam dunia trading,
ini dikenal dengan istilah “two-way opportunity”.
Ilustrasi berikut ini akan memperjelas
skema tersebut:
Ketika Anda memperkirakan harga akan
naik, maka Anda bisa mengambil posisi (membuka transaksi) “BUY” (beli);
atau sering pula disebut posisi “LONG”. Jika analisis Anda tepat, jika
kemudian harga bergerak semakin tinggi, maka semakin besar pula keuntungan yang
akan Anda dapatkan.
Nah, pertanyaannya kemudian adalah:
bagaimana seandainya jika sebelumnya Anda memperkirakan harga akan bergerak
turun?
Inilah yang menarik. Jika Anda
memperkirakan harga suatu komoditas atau subjek perdagangan akan turun, maka
Anda bisa mengambil posisi (membuka transaksi) “SELL” (jual); atau
sering pula disebut posisi “SHORT”. Jika analisis Anda tepat, maka
keuntungan yang akan Anda peroleh akan semakin besar justru ketika harga
komoditas tersebut jatuh.
Pertanyaan Anda selanjutnya mungkin
adalah: “Bagaimana jika seandainya harga turun setelah saya mengambil posisi
BUY; atau harga naik setelah saya membuka posisi SELL?”
Jawabannya tentu
saja adalah Anda akan rugi. Itulah sebabnya mengapa setiap transaksi harus
melewati proses analisis terlebih dahulu. Tak kalah pentingnya juga adalah
“manajemen resiko” dan “trading plan”. Jika Anda sudah menguasai hal-hal
tersebut, Anda akan bisa mengoptimalkan peluang serta meminimalkan resiko.
Hal-hal tersebut akan Anda pelajari lebih lanjut di halaman edukasi ini.
Leverage
Istilah baru bagi Anda?
Jangan khawatir. Anda berada di tempat
yang tepat untuk belajar.
Bayangkan Anda akan mengganti ban mobil
Anda yang bocor di tengah perjalanan. Anda tentu harus sedikit menaikkan posisi
mobil Anda beberapa sentimeter di atas tanah. Tentu akan sangat berat jika Anda
lakukan dengan tangan kosong.
Untungnya ada alat yang bernama
dongkrak. Anda bisa meninggikan posisi mobil Anda bahkan hanya dengan
menggunakan satu tangan dengan bantuan dongkrak tersebut. Tanpa tenaga yang
besar, Anda sudah bisa “mengangkat” mobil Anda.
Demikianlah kira-kira cara kerja
leverage. Dengan modal yang relatif kecil, Anda bisa melakukan transaksi dengan
kapital yang jauh lebih besar.
Leverage yang diterapkan adalah 1:100
(satu berbanding seratus). Jika Anda ingin bertransaksi senilai USD 100,000
(seratus ribu USD), maka Anda cukup membutuhkan modal sebesar seperseratusnya
saja, yaitu USD 1,000 (seribu USD).
Nilai transaksi sebesar USD 100,000 itu
disebut sebagai “ukuran kontrak” atau “contract size”, sementara modal yang
dibutuhkan; yaitu USD 1,000; disebut sebagai “marjin” (margin).
Misalkan Anda melakukan transaksi
senilai EUR 100,000 (seratus ribu euro). Kurs EUR/USD saat itu katakanlah di
kisaran 1.30000 (satu koma tiga), dengan kata lain: EUR 1 = USD 1.30000.
Artinya, transaksi senilai EUR 100,000 itu sama dengan USD 130,000 (seratus
tiga puluh ribu USD).
Namun dengan leverage (1:100), Anda
cukup membutuhkan modal sebesar USD 1,000.
Indeks Kelas Pemula
|
||